PENGERTIAN PENDAPATAN
Menurut
PSAK No. 23 paragraf 6, pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
Menurut
SFAC No.6, pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lainnya pada aktiva
suatu satuan usaha atau penyelesaian kewajiban-kewajibanya (atau kombinasi
keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan
lain yang merupakan kegiatan utama atau pusat dari satuan usaha yang
berkesinambungan.
Menurut
FASB yang dikutip oleh harahap (1999:58) definisi pendapatan adalah arus masuk
atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari
entity atau gabungan dari penyerahan/ produksi barang, pemberian jasa atas
pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang
berjalan.
Melihat
definisi tersebut, maka pendapatan akan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan
manfaat ekonomi pada masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti bahwa
pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau
penurunan kewajiban (misalnya kenaikan bersih aktiva yang timbul dari penjualan
barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan
pinjaman).
Menurut
SFAC No 6, Gains adalah peningkatan dalam ekuitas (aset bersih) dari transaksi sampingan
atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi dan kejadian lain yang mempengaruhi
entitas selain yang diakibatkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
Terdapat
dua kata yang sering disebut dalam definisi yaitu ekuitas dan entitas. Ekuitas adalah
modal yang diinvestasikan dalam suatu usaha (ekuitas dalam akuntansi merupakan penambahan
dari profit selama tahun berjalan dengan modal mula-mula). Dalil entitas menganggap
bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit akuntansi yang terpisah dan berbeda
dari pemiliknya dan dari perusahaan-perusahaan lainnya.
KARAKTERISTIK PENDAPATAN
· Aliran
masuk atau aliran aset adalah jumlah aset baru yang diterima dari konsumen, aliran
dana dari konsumen, kenaikan laba ekonomi, laba penjualan aset.
· Kegiatan
yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang terus menerus adalah pendapatan
dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang
atau jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan.
· Pelunasan,
penurunan, atau pengurangan kewajiban dimana suatu entitas mengalami kenaikan
aset sebelumnya, misalnya menerima pembayaran di muka dari pelanggan, pengiriman
barang, atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan.
Jadi kenaikan aset, pendapatan dapat diartikan sebagai penurunan kewajiban.
· Suatu
entitas maksudnya adalah pendapatan didefinisi sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan
ekuitas bersih meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan
ekuitas bersih.
· Produk
perusahaan maksudnya dimana aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai
pengukur, tetapi bukan pendapatan itu sendiri. Produk fisik yang dihasilkan
oleh kegiatan usaha itulah yang merupakan pendapatan. Produk merupakan
pencapaian dari tiap kegiatan produktif. Pendapatan merupakan aliran masuk aset
(unit moneter) dan hal tersebut berkaitan dengan aliran fisis berupa penyerahan
produk (ouput) perusahaan.
· Pertukaran
produk, harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat ke dalam system pembukuan.
Satuan moneter yang paling objektif adalah jika jumlah rupiah tersebut merupakan
hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen.
· Menyandang
beberapa nama atau mengambil beberapa produk, dimana pendapatan merupakan
konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan
nama apapun.
SUMBER-SUMBER PENDAPATAN
Soemarso
SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai
pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang
diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non opearsi
adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.
Jumlah
nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak
semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba adalah
membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan
jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
a. Transaksi
modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan
oleh pemegang saham.
b. Laba
dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap,
surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.
c. Hadiah,
sumbangan, atau penemuan.
d. Revaluasi
aktiva.
e. Penyerahan
produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.
Dari
kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus diakui
sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan
dalam butir kedua.
KONSEP PENDAPATAN
Ada
dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan yaitu
konsep proses pembentukan pendapatan (Earning
Process) dan proses realisasi pendapatan (Realization Process).
1.
Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)
Proses
pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan.
Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa semua kegiatan opoerasi yang diperlukan
dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi,
pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil
akhir pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan
tersebut melakukan kegiatan produksi.
2. Proses
realisasi pendapatan (realization process)
Proses
realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk
sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi,
pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat
barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak
penjualan mendahului produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat
dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan pendapatan.
PENILAIAN PENDAPATAN
Standar
Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk
menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam
suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun
dalam laporan keuangan.
Ada
empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1.
Biaya Historis (historical cost) :
Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar ssebesar
nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada
saat perolehan.
2.
Biaya Kini (current cost): aktiva
dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva
yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
3.
Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement
value) : Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama
atau setara aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
4.
Nilai sekarang (present value) :
Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih dimasa depan yang didiskontokan ke
nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam
pelaksanaan usaha normal.
PENGUKURAN PENDAPATAN
Pengakuan
adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga
jumlah tersebut terefleksi dalam statement keuangan.Secara konseptual
pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran (measurability) dan keterandalan (reliability).
Ikatan
Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran pendapatan
yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut:
“Pendapatan
harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan
yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antra
perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat
diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima
perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan
perusahaan”.
PENGAKUAN PENDAPATAN
Ikatan
Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23
menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjualan produk
diakui pasa saat tanggal penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan
produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan
atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut
telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan
yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh
pihak lain, seperti pendapata bunga, dan royalty diakui sejalan dengan
berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yan bersangkutan.
4. Pendapatan
dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap
atau surat berharga diakui pada saat tangal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau yang dapat diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas
atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai
wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang
diterima atau yang dapat diterima. Berkaitan dengan masalah pendapatan
tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan
yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
1.
Pendapatan dihasilkan, dan
2. Pendapatan
direalisasi atau dapat direalisasi.
Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses
penentuan kapan pendapatan dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode
tertentu dan berapa jumlahnya, proses penetuan waktu dan besarnya pendapatan
yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization).
Eldon S HEndriksen mengutp pernyataan American Accounting Association Committee on
Concept and Standard External Reporting mengenai realisasi ini yaitu: “Realisasi
bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai
pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam
laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat
diterima”. Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat
dilakukan pada berbagai saat, yaitu:
1.
Pengakuan pendapatan diakui pada saat
proses produksi.
2. Pengakuan
pendapatan diakui pada saat selesainya produksi.
3. Pengakuan
pendapatan diakui pada saat penjualan.
4. Pengakuan
pendapatan diakui pada saat penerimaan kas
REALISASI PENDAPATAN
Pendapatan
baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak
dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar produk baik produk telah
selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat sama sekali. Pendapatan
terbentuk pada saat produk selesai dikerjakan dan terjual langsung atau pada
saat terjual atas dasar kontrak penjualan.
PENGUNGKAPAN PENDAPATAN
Menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai pengungkapan
pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:
1. Kebijakan
akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang dianut untuk
menentkan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
2. Jumlah setiap kategori signifikan
dari pendapatan diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan dari:
a. Penjualan barang.
b. Penjualan jasa.
c. Bunga.
d. Dividen, dan
e. Royalty.
Ø
Kriteria
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan
pendapatan yang diajukan oleh Financial
Accounting Standard Board (FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan
baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera
terealisasi.
2. Pendapatan baru dapat diakui jika
pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.
Ø
Metode
Pencatatan Pendapatan
Metode
dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut:
metode berbasis kas (cash basis method)
dan metode aberbasis akrual (accrual
basis method).
1.
Metode
cash basis
Suatu
system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum
diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang
yang menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian
tertentu.
2.
Metode
accrual basis
Metode
pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi
hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini
adalah karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam
laporan laba rugi) dan neraca selisih.
Ø
Metode
pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa
Ada
empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya sebagian
besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:
1.
Metode
kinerja khusus
Metode
ini digunakan untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi
tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.
2.
Metode
Kinerja Profesional
Metode
ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari
satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode akuntansi.
3.
Metode
Kinerja Selesai
Metode
ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan
serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya
dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan
hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan metode
kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
4.
Metode
Penagihan
Metode
ini digunakan untuk pendapatamn jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat
tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya
sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya
ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biya yang
digunakan untuk penjualan produk.
DAFTAR
PUSTAKA
Harahap,
Sofyan Syafri, (2001), Teori Akuntansi, Peneribit Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Ikatan
Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
C. Rollin
Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip Akuntansi
(terjemahan), Alih Bahasa : Alfonsus Sirait, Jilid I, Edisi 16, Penerbit
Erlangga, Jakarta, Hal. 56-57.
Suwardjono,
(1989), Teori Akuntansi, Penerbit BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Tuanakotta,
Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
Rustam.
Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 23. USU Digital Library.
2002. http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-rustam2.pdf
Afanami.
Teori Pendapatan. 2009. http://www.scribd.com/doc/22904944/Teori-Pendapatan.
Acess : 24 juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar