Selasa, 19 April 2016

PEMAHAMAN RASIONAL PEMBIAYAAN SYARIAH, RELEGIUSITAS, PRIMORDIALISME PENGUSAHA DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP PENGUSAHA DALAM MEMILIH PEMBIAYAAN DI BANK SYARIAH



Seiring dengan dicanangkan gerakan ekonomi syariah (GRES) oleh pemerintah pada tahun 2013 sektor ekonomi syariah khususnya bank syariah menunjukkan peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Bank syariah merupakan salah satu pilar ekonomi syariah yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penguatan permodalan. Pengusaha merupakan individu yang memiliki frekwensi tinggi dalam berhubungan dengan jasa perbankan. Penting bagi pengusaha yang merupakan mitra utama bank untuk memahami produk dan mekanisme pembiayaan syariah.Sebagai alternatif dari jasa perbankan yang sudah ada maka bank syariah diharapkan mampu menjalin mitra usaha bersama pengusaha secara produktif.
Bank syariah adalah bank yang mekanisme pembiayaannya mengacu pada prinsip-prinsip ajaran agama Islam tentang muammalah atau pedagangan. Meskipun dilandasi oleh semangat keagamaan namun bank syariah tetap mengedepankan prinsip utama bisnis yaitu mengambil keuntungan. Pengusaha memilih pembiayaan di bank syariah karena dilandasi oleh keinginan mendapatkan keuntungan atau profit. Keinginan tersebut merupakan motif yang rasional. Sehingga dapat dijabarkan bahwa sikap pengusaha dalam memilih produk pembiayaan di bank syariah karena secara rasional pengusaha memiliki pemahaman bahwa produk pembiayaan bank syariah menguntungkan secara bisnis, adil dan bermanfaat. Indikator pemahaman rasional pengusaha diukur dengan sejauh mana pengusaha ingin mengejar atau meraih laba ekonomi dalam bermitra dengan bank syariah.


Pengusaha yang memiliki relegiusitas tinggi tidak otomatis akan mempengaruhi sikap pengusaha dalam memilih pembiayaan di bank syariah. Juga ketika ikatan primordialisme yaitu kesamaan organisasi keagamaan ICMI ternyata tidak otomatis mempengaruhi sikap pengusaha dalam memilih pembiayaan di bank syariah. Sikap pengusaha lebih dipengaruhi oleh pemahaman rasional pengusaha terhadap produk dan pembiayaan di bank syariah. Pemahaman rasional pengusaha secara langsung mempengaruhi sikap pengusaha karena secara rasional pada hakekatnya melakukan pembiayaan di bank syariah menguntungkan dari sisi bisnis bisa diterjemahkan sebagai sikap yang rasional. Dihadapkan pada pilihan pembiayaan di bank syariah ternyata pengusaha lebih mengutamakan keputusan yang bersifat rasionalitas dan cenderung mengesampingkan sikap emosional.

Daftar Pustaka
Hardiwinoto, 2012, Analallisis Faktor Emosional dan Rasional dalam Keputusan Pembiayaan Perusahaan Melalui Bank Syariah Di Jawa Tengah, Prosiding Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan, ISBN 978-602-19322-0-9
Ismail, Wahyuni, 2004, Korelasi antara Relegiusitas Dan Aplikasi Konseling Dengan Prilaku penyalahgunaan Narkoba,Tesis,UIN, Makasar.
 


ANALISIS PEMBELAJARAN MATA KULIAH AUDITING (KOMPETENSI DALAM AUDITOR JUDGMENT)



Proses pembelajaran ilmu auditing tidak bisa dilepaskan dengan tuntutan dunia praktik yang nantinya proses ini akan berkaitan dengan pengambilan keputusan. Apalagi Profesional Auditor Judgment sangat penting dalam pekerjaan audit. Untuk membuat auditor judgment perlu keahlian yang didapatkan melalui pembelajaran panjang yang dasar ilmu auditingnya diperoleh melalui pembelajaran di kampus. Hasil penelitian empiric tentang determinan penting dalam auditor judgment menunjukkan bahwa penerapan ilmu auditing sebagai dasar kompetensi bagi profesi auditor dalam dunia praktik membutuhkan perspektif ilmu yang sangat luas. Pada prakteknya seorang auditor tidak hanya cukup berbekal pemahaman secara kognisi terhadap ilmu auditing yang berbasis pada ilmu akuntansi semata. Tetapi juga harus dituntut memiliki kemampuan interaksi social (soft skill). Bisa dikatakan bahwa profesionalisme auditor merupakan gabungan antara hard skill dan soft skill.
Output dari proses pembelajaran auditing harus mampu mengatasi kendala-kendala kontekstual yang muncul ketika seorang auditor membuat auditor judgment. Adapun determinan penting tersebut antara lain:
1.     Independensi
Seorang auditor dikatakan independen jika memiliki sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan pihak lain dan tidak bergantung pada orang lain.
2.    Kompleksitas tugas
Berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas dan struktur tugas.
3.    Tekanan kerja
Suatu pola emosi dan reaksi psikologi yang terjadi dalam situasi dimana seseorang merasa terancam atas tujuan penting yang akan ditemui.
4.    Tekanan anggaran waktu
Keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun.
Konsep atau pengertian belajar sangat beragam dan tergantung dari sisi pandang setiap orang yang mengamatinya. Menurut Slavin (2000:143) belajar merupakan akibat adanya interaksi, stimulus dan respon. Dimana stimulus tentang apa yang diberikan dosen kepada mahasiswa sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh dosen tersebut. Factor lain yang dianggap penting dalam proses pembelajaran adalah penguatan (reinforcement). Karena pembelajaran merupakan proses belajar yang berlangsung terus menerus maka diharapkan mahasiswa dapat memiliki beberapa kemampuan diantaranya:
1.     Soft skill dan hard skill
Output dari proses pembelajaran saat ini akan dinilai berhasil bila peserta didik dapat memperoleh kemampuan baik hard skill maupun soft skill. Hard skill berupa pengetahuan koqnisi pembelajar, sedangkan kemampuan soft skill dikelompokkan ke dalam ke tiga golongan yaitu daya kritis, kreativitas, dan mentalitas.
2.    Sikap kritis
Pertama, kritis internal terhadap analisis metode dan argument yang dilakukan dalam penelitian. Kedua, kritis reformulasi masalah logika yaitu dengan adanya pemikiran intuitif serta pencarian sesuatu yang sulit dikaitkan dengan logika, tetapi hal itu merupakan suatu logika tanpa atau belum terdapat pembuktian secara ilmiah.
3.    Kreativitas
Keterampilan ini merupakan penguasaan dasar dalam bidang keterampilan berfikir kreatif yang mencakup kemampuan membayangkan rentang kemungkinan yang beragam, tekun dalam menangani persoalan dan memiliki standar kerja yang tinggi.
Kompetensi ini merupakan proses yang dapat dikondisikan dalam sebuah proses pembelajaran yang benar pada mata kuliah auditing. Dengan menggabungkan kemampuan hard skill dan soft skill dalam sebuah kurikulum maka mata kuliah auditing diharapkan akan dapat menjarwab tuntutan dunia praktik audit Penjabaran dalam kurikulum mata kuliah auditing secara koqnisi (hard skill) masing-masing entitas lembaga pendidikan memiliki materi yang relative sama. Namun dalam kemampuan soft skill pembelajaran menyesuaikan dengan kondisi peserta didik dan lingkungan yang melatarbelakanginya. Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). 
 
Daftar Pustaka
Su'udiyah, Anis. 2005. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Akuntan terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi (Studi Empiris Pada Akuntan dan Mahasiswa PPA di Jarva Tengah. Tesis Program Pasca sarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.
Wibowo, Agung. 2005. Pengaruh Kode Etik Akuntan, Personal Ethical Philosophy, Corporate Ethical Value terhadaP PersePsi Etis dan Pertimbangan Etis Auditor. Iesis Program Pascasarjona l'Iagister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.


Senin, 18 April 2016

Pengaruh Gender, Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan Terhadap Auditor Judgment



Akuntan merupakan profesi yang tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini terhadap laporan keuangan tersebut, apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk melaksanakan tugasnya maka sering dibutuhkan prefesional auditor judgment yang menjadi hal penting dalam audit apalagi ini berkaitan dengan hasil akhir pekerjaan audit tergantung pada auditor judgment. Karena itu auditor judgment dilakukan pada setiap tahapan dalam pelaksanaan audit yaitu yang berkaitan dengan penerimaan perikatan, perencanaan audit pelaksanaan pengujian audit dan pelaporan audit. Terlebih untuk membuat auditor judgment perlu keahlian yang didapatkan melalui pengalaman ketika seorang auditor melaksanakan audit dan harus memperhatikan kode etik karena ini merupakan kebutuhan profesi akuntansi akan kepercayaan masyarakat terhadap mutu yang diberikan oleh profesi akuntansi.
Dalam literature Chung and Monroe (2011) menyatakan bahwa perempuan dapat lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi dalam tugas yang kompleks dibanding laki-laki dikarenakan perempuan lebih memiliki kemampuan untuk membedakan dan mengintegrasikan kunci keputusan sedangkan laki-laki relative kurang mendalam dalam menganalisis inti dari suatu keputusan. Namun dalam budaya Timur, perempuan masih diposisikan dengan peran domestic (rumah tangga). Itulah yang menjadi latar belakang banyaknya penelitian tentang apakah gender memiliki pengaruh dalam tingkat pemahaman etika profesi.
Hasil penelitian dilapangan yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui survey lapangan terhadap auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang menunjukkan hasil bahwa auditor perempuan lebih memahami kode etik dibandingkan dengan auditor laki-laki. Karena secara naluri, perempuan lebih memiliki pemahaman kode etik yang baik serta menempatkan perempuan sebagai makhluk yang jujur, sopan dan penuh kasih saying.  Selain itu, hasil dilapangan juga menunjukkan jika semakin baik pemahaman auditor mengenai kode etik maka akan semakin baik pula auditor judgment yang dilakukan pada saat melaksanakan audit. Karena kode etik telah merupakan sesuatu hal yang wajib dipatuhi dan berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang diberikan.
Oeh karena itu, auditor hendaknya dapat menempatkan diri sesuai dengan pengalaman dan kemampuan teknis sehingga dapat membuat auditor judgment secara professional.

Daftar Pustaka
Wibowo, Agung. 2005. Pengaruh Kode Etik Akuntan, Personal Ethical Philosophy, Corporate Ethical Value terhadap Persepsi Etis dan Pertimbangan Etis Auditor. Tesis Program Pascasarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.
Wibowo, Agung. 2010. “Pengaruh Gender, Pemahaman Kode Etik Akuntan terhadap Auditor Judgment”. Media Akuntansi UNIMUS Vol.1.No.1. Semarang